“KALIMAT
INDAH DARI DR. AIDH AL-QARNI”
Kita
tidak bisa mengubah yang telah terjadi. Juga tidak bisa menggariskan masa
depan. Lalu, mengapa kita bunuh diri dengan penyesalan? Atas apa yang sudah
tidak bisa kita ubah.
Hidup
itu singkat, sementara targetnya banyak. Maka tataplah awan dan jangan lihat ke
tanah. Kalau merasa jalan sudah sempit, kembalilah ke Allah Yang Maha
Mengetahui yang gaib! Dan, ucapkan alhamdulillah atas apa saja.
Kapal
Titanic dibuat ratusan orang. Sedang, kapal Nabi Nuh dibuat hanya oleh satu
orang. Tetapi, Titanic tenggelam. Sedang, kapal Nabi Nuh menyelamatkan umat
manusia.
Taufik
hanya dari Allah SWT.
Kita
bukanlah penduduk asli bumi, asal kita adalah surga
Tempat
di mana orang tua kita, Adam, tinggal pertama kali.
Kita
tinggal di sini hanya untuk sementara, untuk mengikuti ujian, lalu segera
kembali.
Maka
berusahalah semampumu, untuk mengejar kafilah orang-orang saleh yang akan kembali ke tanah air yang sangat luas.
Jangan
sia-siakan waktumu di p;anet kecil ini!
Perpisahan
itu bukanlah karena perjalanan yang jauh atau karena ditinggal orang tercinta.
Bahkan,
kematian pun bukanlah perpisahan sebab kita pasti akan bertemu di akhirat.
Perpisahan
itu adalah jika salah satu di antara kita di surga dan yang lain di neraka.
Semoga
Allah SWT menjadikan kita semua sebagai penghuni surga !
Hidup
itni adalah cerita pendek, dari tanah, di atas tanah, dan kembali ke tanah.
Lalu,
hisab yang hanya menghasilkan dua kemungkinan; pahala atau siksa.
Maka,
hiduplah untuk Allah, niscaya kau akan menjadi makhluk-Nya yang paling bahagia.
Ya
Rabb, untuk-Mu segala puji yang layak untuk kemuliaan wajah-Mu dan
keagungan-Mu.
Sumber: Basyar, Ibnu. 2015. "Mengisi Hati di Lorong Kehidupan". Gema Insani, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar